CRAWL CRANE INSPECTION
Crawl Crane Inspection merupakan proses pemeriksaan menyeluruh terhadap kondisi struktur, komponen mekanik, kelistrikan, serta sistem pengamanan pada crane jenis crawler untuk memastikan alat tetap beroperasi aman, efisien, dan sesuai standar keselamatan kerja.
Crawl Crane Inspection dilakukan sebagai langkah preventif untuk memastikan crane dapat digunakan dengan aman dalam berbagai kegiatan pengangkatan beban berat di area konstruksi, pelabuhan, industri migas, hingga proyek infrastruktur lainnya. Pemeriksaan ini tidak hanya mencakup pengecekan visual, tetapi juga pengujian teknis, verifikasi dokumen, serta evaluasi performa alat berdasarkan standar inspeksi nasional maupun internasional. Pada proses inspeksi, teknisi memastikan setiap komponen bekerja normal, tidak mengalami kerusakan, aus, atau berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja.
Inspeksi crawl crane dilakukan oleh tenaga ahli bersertifikat yang memenuhi persyaratan kompetensi, termasuk pemahaman terhadap standar seperti ISO, OSHA, dan peraturan K3 yang berlaku di Indonesia. Langkah inspeksi dimulai dari pemeriksaan struktur boom, rangka utama, serta sambungan las untuk melihat adanya deformasi atau retakan. Pada foto di atas terlihat tim inspeksi melakukan pengecekan pada bagian boom dan komponen wire rope untuk memastikan tidak ada korosi, friksi berlebihan, atau putus serabut yang dapat mengurangi kekuatan angkat crane.
Selain bagian struktur, inspeksi crawl crane juga mencakup sistem hidrolik, motor penggerak, brake system, slewing ring, hingga hook block. Pengecekan hook sangat penting karena komponen ini langsung berhubungan dengan beban yang diangkat. Pada gambar kedua, terlihat petugas memeriksa hook crane untuk memastikan tidak terjadi deformasi, retakan, dan tetap berada dalam toleransi dimensi yang diizinkan. Pemeriksaan dilakukan menggunakan metode non destructive test (NDT) apabila diperlukan, terutama jika ada indikasi kelelahan material (fatigue).
Faktor lain yang diperiksa adalah sistem pengaman, seperti limit switch, emergency stop, load moment indicator (LMI), hingga sistem alarm. Semua sistem ini harus berfungsi sempurna agar operator dapat mengendalikan crane tanpa risiko kecelakaan akibat overload atau kesalahan operasional. Dokumen perawatan dan logbook penggunaan crane juga menjadi bagian dari penilaian dalam jasa inspeksi crane karena catatan tersebut menunjukkan riwayat penggunaan, servis, dan perbaikan yang pernah dilakukan.
Crawl crane berbeda dengan tower crane atau overhead crane karena dilengkapi track crawler yang memungkinkan alat bergerak di medan tanah yang tidak rata. Oleh sebab itu, inspeksi bagian undercarriage termasuk roller, track tension, dan sprocket juga wajib dilakukan. Kerusakan di area ini dapat memengaruhi kestabilan crane saat mengangkat beban berat. Stabilitas merupakan aspek utama dalam keselamatan alat angkat, sehingga pemeriksaan kelurusan chassis, ground bearing pressure, hingga kondisi pad atau matting lokasi kerja juga menjadi pertimbangan.
Setelah proses pemeriksaan selesai, teknisi membuat laporan temuan (inspection report) yang berisi daftar rekomendasi perbaikan, status kelayakan, dan jadwal inspeksi berikutnya. Jika crane dinyatakan layak, maka sertifikat kelaikan akan diterbitkan sebagai bukti bahwa peralatan telah memenuhi standar keselamatan kerja. Sertifikat ini biasanya menjadi persyaratan utama dalam tender proyek, audit K3, maupun persyaratan legal perusahaan yang menggunakan alat angkat.
Perusahaan yang menyediakan layanan Crawl Crane Inspection bertanggung jawab memberikan penilaian independen, objektif, dan dapat dipertanggungjawabkan secara teknis. Dengan adanya inspeksi berkala, risiko kecelakaan kerja, kerugian material, downtime operasional, serta potensi pelanggaran hukum dapat diminimalkan. Hal ini membuat inspeksi menjadi bagian penting dari manajemen risiko pada industri yang menggunakan crane sebagai alat penunjang operasional.



